Oleh : Sartono
Perintah itu Sebenarnya Sudah diKeluarkan oleh Pemerintah Desa Kapringan Sejak Oktober 2014 Lalu untuk Mengantisipasi Kekurangan Air di Masa Panen Kedua (Sadon)
Perintah itu Sebenarnya Sudah diKeluarkan oleh Pemerintah Desa Kapringan Sejak Oktober 2014 Lalu untuk Mengantisipasi Kekurangan Air di Masa Panen Kedua (Sadon)
Tampaknya himbauan dari pemerintah Desa Kapringan untuk menanam bibit padi lebih
cepat guna mengantisipasi kekurangan air dipanen kedua (sadon) itu kurang di
indahkan warganya, benar saja akibat dari keterlambatan menanam padi pada musim
rendeng yang harusnya bulan Oktober lalu malah justru dilakukan bulan Desember. Jelas hal ini berimbas pada panen kedua atau sadon yang mengalami keterlambatan serta pasokan
air yang kurang, mengakibatkan 90% lahan pesawahan tidak ditanami padi karna
debit air di sungai menyusut bahkan lahan pesawahan dan Sungai Bengawan Kumpul
Kusta andalan warga desa mengering. Kejadian tersebut sontak membuat warga
dilema antara ditanami atau tidak, namun ada sebagian kecil dari warga yang
nekat ditanami seperti di daerah Si Wrangka , Si Traum dan Kapitan. Memang didaerah tersebut cadangan air masih lumayan mencukupi
meskipun kadang pasokan air membeli atau mendapat jatah aliran dari desa
tetangga.
Waryono salah seorang warga desa mengungkapkan bahwa “ musim tandur sadon kali ini ibarat permainan judi kalau gagal ya kalah
kalau panennya jadi ya menang, jadi saya nekat ditanami toh cadangan air di
wilayah Kapit lumayan ada meskipun kadang dapat jatah air atau beli dari desa
tetangga , tuturnya (10/07/15).
Keterlambatan tanam padi memang sudah tradisi, hal ini mungkin karna faktor
lahan sawah yang luas sehingga mengalami kesulitan tersendiri dalam proses
penggarapan dengan waktu yang tidak terkejar serta proses tanam padi yang
saling tunggu menunggu karna takut diserang hama tikus. Faktor lain tampak
masyarakat Desa Kapringan yang tidak sigap dan gesit menggarap sawah serta
kurangnya persatuan dalam bidang pertanian. Namun Tetap saja yang disalahkan
adalah pemerintah desa yang tidak bisa menepati janji politiknya saat masih
jadi Calon Kuwu, padahal ini adalah murni gejala alam dan karna ulah
masyarakatnya sendiriyang membangkang tidak mengikuti intruksi pemerintah desa.
Sukijah kuwu Desa Kparingan Mengungkapkan ,” ini adalah PR besasr saya merubah paradigma para petani yang menanam
padi saling menunggu dan tidak mau duluan, pungkasnya( 10/07/15).
No comments:
Post a Comment